Thursday, September 8, 2011

Ceritaku Untukmu



Selamat beraktivitas para blogger sekalian

Pada waktu kali ini saya akan menjelaskan beberapa cerita pada waktu saya dulu waktu di usia kanak kanak. Saya adalah seorang anak dari dua pasangan suami istri yang tinggalnya berbeda daerah. Bapak saya berasal dari kabupaten Jombang dan ibu saya berasal dari kabupaten mojokerto. Bapak saya berasal dari Dusun Kandangan Desa Kepuh Kembeng Kecamatan Peterongan. Sedangkan ibu saya berasal dari Dusun Jeruk Manis Desa Jeruk Seger Kecamatan Gedeg.

Pada waktu saya masih kecil dan baru lahir, saya sekeluarga tinggal di rumah kakek dan nenek saya yang ada di Dusun Kandangan. Kami tinggal serumah dengan kakek dan nenek serta 3 orang Bulek (Bibi) saya yang merupakan adik dari bapak saya. Kami tinggal cukup lama pada waktu itu, hampir 1 tahun kita tinggal di sana.

Di rumah itu saya diasuh oleh bibi saya yang tentu saja sangat menyayangi saya. Setiap pagi saya sebelum saya dimandikan oleh ibu, saya selalu digendong oleh bibi saya. Maklum namanya juga keponakan, pasti akan disayang. Setelah digendong saya biasanya diajak keluar rumah untuk menikmati udara segar di luar rumah. Sambil melihat tanaman tanaman yang sudah ditanam oleh nenek saya serta mendengarkan beberapa alunan merdu burung dara yang dipelihara oleh kakek saya.

Selama saya ada di rumah kakek saya, saya merasa bahagia sekali. Namun lain halnya bapak dan ibu saya, mereka merasa tidak nyaman tinggal bersama orang tua. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka sudah berkeluarga dan tentu saja akan ada beberapa permasalahan dalam keluarga yang tidak boleh dibocorkan kepada orang lain. Setelah itu pada saat usia saya satu tahun lebih, bapak saya memutuskan untuk membuat sebuah rumah baru di Dusun Sumbermulyo Utara Desa Sembermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Tempat rumah saya kelihatan jauh dari rumah kakek saya, padahal sebenarnya cukup dekat. Meskipun berbeda kecamatan, rumah saya hanya berjarak 100 meter dari rumah kakek karena memang rumah saya berada pada lahan yang berada di sebelah batas antara kecamatan Jogoroto dan Peterongan.

Pembuatan rumah saya yang baru memerlukan waktu hampir 1 bulan dengan beberapa tukang dan kuli yang sebagian besar adalah tetangga saya. Rumah kami sangat sederhana, terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar dan 1 ruang keluarga. Terus kamar mandi dan dapurnya dimana?? Kamar mandi kami terpisah dari rumah, maklum orang desa pinggiran, kamar mandi kami seitar 5 meter dari rumah dan terdiri dari 1 sumur dan 1 bak mandi. Sedangkan dapur kami ada tepat di belakang rumah dan terbuat dari sesek yang terbuat dari bambu. Meskipun rumah kami sangatlah sederhana, keluarga kami termasuk keluarga yang cukup bahagia dan harmonis.

Oh iya, hampir lupa, untuk tempat buang air besar, keluarga kami saat itu belum punya. Dan kebetulan di depan rumah adalah sungai, maka kami pun melakukan hajat tersebut di sungai itu sebagaimana orang orang yang ada di desa kami. Meskipun begitu, sungai kami termasuk sungai yang cukup jernih airnya dan juga terdapat banyak ikan disana. Di sungai itu juga seringkali orang orang melakukan pencarian ikan dengan potas atau racun ikan yang dibeli di pasar. Dengan hanya menggunakan beberapa biji potas, ikan ikan disana udah pada mabuk. Beberpa ikan yang terdapat di sana adalah ikan lele, ikan wader, ikan bader, ikan sepat, ikan keting, ikan tontong atau ikan gabus dan banyak lagi ikan ikan yang lain.

Di rumah itu kami sekeluarga hidup bahagia meskipun dengan makanan yang tiap hari hanya itu itu saja. Namun karena bapak saya giat bekerja dan ibu saya rajin dalam membantu bapak saya. Maka keluarga kami pun cepat berkembang di rumah baru tersebut. Semula rumah saya tidak memiliki dapur, akhirnya memiliki dapur baru yang terbuat dari tembok dan cukup luas. Semula memiliki kamar mandi yang terpisah dan tidak memiliki WC, maka akhirnya kami memiliki kamar mandi dan WC yang jadi satu dengan rumah kami.

Ada satu hal yang saya paling ingat dari ibu saya dulu tentang kamar mandi yang terpisah. Ibu saya adalah seseorang yang mudah sekali merasa kebelet pipis atau kencing. Apalagi jika udah mulai malam hari, ibu saya pasti akan sering membangunkan bapak saya untuk minta diantar ke kamar mandi karena takut. Maklum di kanan kiri rumah saya waktu itu masih berupa barongan alias kebun lebat yang banyak terdapat pohon bamboo dengan daunnya yang lebat. Jadi ingin tertawa saat mengingat ibu menahan pipis selama berjam-jam karena bapak saya nggak bangun waktu dibangunkan oleh ibu.

Saya sangat bahagia berada dalam keluarga ini. Meskipun tidak kaya, tapi keluarga saya selalu merasa cukup dan selalu bersyukur atas apa yang rejeki yang didapatkan. Sedikit atau banyak uang yang bapak bawa dari pasar selalu disambut dengan senyuman khas ibu saya. Saya jadi terharu kalau mengingat ibu, dialah satu satunya orang yang paling mengerti saya. Makanan apa yang saya sukai, minuman apa yang saya sukai, baju apa yang saya sukai, bahkan sampai hal hal yang kecil pun ibu saya sangat memahami itu. Memang sosok ibu haruslah seperti itu, bukannya mengekang anaknya dengan rantai yang kuat. Namun mencoba memberi pemahaman kepada anak tentang sesuatu yang baik dengan cara yang halus dan mudah dipahami oleh seorang anak.

Mungkin itu sedikit cerita yang bias saya tulis di sini. Semoga cerita ini menjadi manfaat bagi saya dan orang orang yang saya sayangi. 

Harta yang paling bermakna adalah keluarga (^_^)