Bioavailabilitas Dua Formulasi Baru
Parasetamol, Dibandingkan dengan Tiga Formulasi Komersial, pada Sukarelawan
Sehat
Pendahuluan
Parasetamol
adalah analgesik dan antipiretik yang efektif untuk mengurangi nyeri ringan
sampai sedang. Secara farmakokinetik, parasetamol dalam bentuk padat dan bentuk
effervescent telah banyak dipelajari. Nam un beberapa studi yang baru
adalah tentang formulasi parasetamol bubuk sachet yang telah dimodifikasi untuk
memperoleh serbuk yang lebih hidrofilik dan mudah larut. Jadi tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik farmakokinetik dua formulasi baru parasetamol, yaitu bubuk
sachet dan tablet dengan tiga formulasi komersial yang meliputi dua formulasi
tablet dan satu formulasi tablet effervesen.
Bahan dan
Metode
Sebanyak
5 formulasi parasetamol 1000 mg diberikan kepada sukarelawan. Relawan diminta
berpuasa semalam, setidaknya sekitar 10 jam sebelum dosis diberikan. Setiap
relawan diberi dosis oral tunggal dari salah satu tes atau obat referensi pada
sekitar jam 08.00 dalam tiga dari lima
periode pengobatan. Tablet ditelan tanpa mengunyah dengan air 250 ml air. Dalam
2 periode pengobatan lain, sachet bubuk atau tablet effervesen, diencerkan
dengan 250 ml air. Setelah itu dlakukan cek mulut untuk memastikan obat sudah
tertelan atau belum. Kelima formulasi diberikan ke setiap relawan secara acak
dan dipisahkan oleh periode pencucian/washout minimal 3 hari.
Setelah
itu sample darah diambil sebanyak 5 ml pada waktu waktu berikut, yaitu sebelum
pemberian, 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 1 jam 20 menit, 1 jam 40 menit,
2 jam, 3 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam. Total darah yang diambil
tidak lebih dari 450 ml. Sampel darah dikumpulkan dalam labe l baterai lithium-tabung heparin dan
disentrifuse pada 3.000 rpm selama 10 menit pada 4°C dalam sentrifuse pendingin. Sampel plasma dibekukan
pada suhu -20°C sampai dilakukan analisis.
Setelah
itu, konsentrasi plasma diukur menggunakan kromatografi cair yang divalidasi
dengan deteksi UV dan Teofilin sebagai standar internal. Sampel plasma (50 µl),
larutan standar internal (10 µl, 1mg/ml), reagen air (10 µl) dan larutan asam
perklorat 6% (100 µl) dicampur dalam tabung polipropilen dan disentrifugasi
pada 3500 rpm selama 8 menit. Kemudian 130 µl dipindahkan ke vial HPLC. Fase gera k yang digunakan
adalah 50mM buffer fosfat (pH 2,2) : asetonitril = 93:7 v/v dengan waktu
run-off 7 menit dan laju alir 1,2 ml/menit. Kisaran validasinya antara 0,25-160
µg/ml, dengan konsentrasi tertinggi 32,65µg/ml. Akurasi berkisar antara -0,8 %
sampai -5,0 % dan presisi 9,5-3,8%. Kemudian variabel farmakokinetik dicari dengan
menggunakan Software Kinetica 2000 ®
(Versi 4). Variabel meliputi AUC 0-¥, AUC 0-t last, C max dan t1/2.
Pembahasan dan Kesimpulan
Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu yang paling singkat
untuk konsentrasi maksimal parasetamol dalam plasma yang diamati pada pengujian
dua formulasi baru. Hal ini relevan bahwa kedua formulasi baru parasetamol yang
diserap sama cepatnya dengan formulasi effervesen, keduanya memiliki waktu yang
singkat untuk mencapai Cmax bila dibandingkan dengan 2 sediaan tablet yang
lain. Untuk kasus formulasi C, tidak ada perbedaan bermakna secara statistik
karena tidak ada perbedaan signifikan dalam AUCo-∞
atau AUC0-tlast. Nam un
hasil parsial AUC (AUC0-0.25h, AUC0-0.5h, AUC0-0.75h, AUC0-1.0h) menunjukkan
tingkat absorbsi yang lebih besar untuk formulasi A dan B pada satu jam pertama
setelah menelan bila dibandingkan dengan formulasi C dan D. Cmax rata rata
berkisar antara 17,98-20,73 µg / ml, sedangkan konsentrasi parasetamol dalam
plasma yang efektif sebagai analgesik adalah 10,6-34,8 µg / ml.
Dalam praktek secara klinis, parasetamol yang biasa
diberikan adalah pada dosis 1000mg setiap 4-6 jam dengan onset analgesia
terjadi antara 15 dan 90 menit, tetapi kadang bervariasi sesuai dengan
formulasinya. Penyerapan yang lebih cepat biasanya dapat menyebabkan onset
lebih awal analgesia untuk pengobatan nyeri akut secara klinis. Sebelumnya,
kami hanya menemukan satu penelitian yang diterbitkan sebelumnya
yang membandingkan tingkat penyerapan parasetamol tablet
padat dan tablet effervesen. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tmax 0,45
jam untuk parasetamol efervesen dan 0,75 jam untuk tablet formulasi padat. Hasil yang
dilaporkan pada penelitian ini juga menunjukkan kemiripan, yaitu nilai rata-rata tmax 0,40 jam dan 0,88 jam untuk tablet
effervesen dan tablet padat. Hal yang terpenting adalah bahwa nilai rata-rata tmax 0.44 jam juga ditemukan
pada dua formulasi tablet yang baru.
Kesimpulannya, dua formulasi baru parasetamol yang diuji dalam
penelitian ini, dapat
dengan cepat diserap. Karena kondisi tersebut mempunyai kemiripan dengan
formulasi parasetamol tablet effervesen yang selama ini lebih direkomendasikan
daripada sediaan tablet yang sudah ada.