Friday, August 17, 2012

Bioavailabilitas Dua Formulasi Baru Parasetamol




Bioavailabilitas Dua Formulasi Baru Parasetamol, Dibandingkan dengan Tiga Formulasi Komersial, pada Sukarelawan Sehat

Pendahuluan
Parasetamol adalah analgesik dan antipiretik yang efektif untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Secara farmakokinetik, parasetamol dalam bentuk padat dan bentuk effervescent telah banyak dipelajari. Namun beberapa studi yang baru adalah tentang formulasi parasetamol bubuk sachet yang telah dimodifikasi untuk memperoleh serbuk yang lebih hidrofilik dan mudah larut. Jadi tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik farmakokinetik dua formulasi baru parasetamol, yaitu bubuk sachet dan tablet dengan tiga formulasi komersial yang meliputi dua formulasi tablet dan satu formulasi tablet effervesen.

Bahan dan Metode
Sebanyak 5 formulasi parasetamol 1000 mg diberikan kepada sukarelawan. Relawan diminta berpuasa semalam, setidaknya sekitar 10 jam sebelum dosis diberikan. Setiap relawan diberi dosis oral tunggal dari salah satu tes atau obat referensi pada sekitar jam 08.00 dalam tiga dari lima periode pengobatan. Tablet ditelan tanpa mengunyah dengan air 250 ml air. Dalam 2 periode pengobatan lain, sachet bubuk atau tablet effervesen, diencerkan dengan 250 ml air. Setelah itu dlakukan cek mulut untuk memastikan obat sudah tertelan atau belum. Kelima formulasi diberikan ke setiap relawan secara acak dan dipisahkan oleh periode pencucian/washout minimal 3 hari.
Setelah itu sample darah diambil sebanyak 5 ml pada waktu waktu berikut, yaitu sebelum pemberian, 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 1 jam 20 menit, 1 jam 40 menit, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam. Total darah yang diambil tidak lebih dari 450 ml. Sampel darah dikumpulkan dalam label baterai lithium-tabung heparin dan disentrifuse pada 3.000 rpm selama 10 menit pada 4°C dalam sentrifuse pendingin. Sampel plasma dibekukan pada suhu -20°C sampai dilakukan analisis.
Setelah itu, konsentrasi plasma diukur menggunakan kromatografi cair yang divalidasi dengan deteksi UV dan Teofilin sebagai standar internal. Sampel plasma (50 µl), larutan standar internal (10 µl, 1mg/ml), reagen air (10 µl) dan larutan asam perklorat 6% (100 µl) dicampur dalam tabung polipropilen dan disentrifugasi pada 3500 rpm selama 8 menit. Kemudian 130 µl dipindahkan ke vial HPLC. Fase gerak yang digunakan adalah 50mM buffer fosfat (pH 2,2) : asetonitril = 93:7 v/v dengan waktu run-off 7 menit dan laju alir 1,2 ml/menit. Kisaran validasinya antara 0,25-160 µg/ml, dengan konsentrasi tertinggi 32,65µg/ml. Akurasi berkisar antara -0,8 % sampai -5,0 % dan presisi 9,5-3,8%. Kemudian variabel farmakokinetik dicari dengan menggunakan Software Kinetica 2000 ®  (Versi 4). Variabel meliputi AUC 0-¥, AUC 0-t last, C max dan t1/2.

Pembahasan dan Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu yang paling singkat untuk konsentrasi maksimal parasetamol dalam plasma yang diamati pada pengujian dua formulasi baru. Hal ini relevan bahwa kedua formulasi baru parasetamol yang diserap sama cepatnya dengan formulasi effervesen, keduanya memiliki waktu yang singkat untuk mencapai Cmax bila dibandingkan dengan 2 sediaan tablet yang lain. Untuk kasus formulasi C, tidak ada perbedaan bermakna secara statistik karena tidak ada perbedaan signifikan dalam AUCo-∞ atau AUC0-tlast. Namun hasil parsial AUC (AUC0-0.25h, AUC0-0.5h, AUC0-0.75h, AUC0-1.0h) menunjukkan tingkat absorbsi yang lebih besar untuk formulasi A dan B pada satu jam pertama setelah menelan bila dibandingkan dengan formulasi C dan D. Cmax rata rata berkisar antara 17,98-20,73 µg / ml, sedangkan konsentrasi parasetamol dalam plasma yang efektif sebagai analgesik adalah 10,6-34,8 µg / ml.
            Dalam praktek secara klinis, parasetamol yang biasa diberikan adalah pada dosis 1000mg setiap 4-6 jam dengan onset analgesia terjadi antara 15 dan 90 menit, tetapi kadang bervariasi sesuai dengan formulasinya. Penyerapan yang lebih cepat biasanya dapat menyebabkan onset lebih awal analgesia untuk pengobatan nyeri akut secara klinis. Sebelumnya, kami hanya menemukan satu penelitian yang diterbitkan sebelumnya yang membandingkan tingkat penyerapan parasetamol tablet padat dan tablet effervesen. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tmax 0,45 jam untuk parasetamol efervesen dan 0,75 jam untuk tablet formulasi padat. Hasil yang dilaporkan pada penelitian ini juga menunjukkan kemiripan, yaitu nilai rata-rata tmax 0,40  jam dan 0,88 jam untuk tablet effervesen dan tablet padat. Hal yang terpenting adalah bahwa  nilai rata-rata tmax 0.44 jam juga ditemukan pada dua formulasi tablet yang baru.
Kesimpulannya, dua formulasi baru parasetamol yang diuji dalam penelitian ini, dapat dengan cepat diserap. Karena kondisi tersebut mempunyai kemiripan dengan formulasi parasetamol tablet effervesen yang selama ini lebih direkomendasikan daripada sediaan tablet yang sudah ada.

No comments:

Post a Comment