Tuesday, August 7, 2012

Kondisi Sosial Budaya Indonesia


Ketika seorang siswa SMA baru saja lulus dari sekolahnya, tentulah yang menjadi tujuan berikutnya adalah kuliah. Entah itu di perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Dengan melalui PMDK, SPMB ataupun cara-cara tak halal yang sudah menjadi rahasia umum sekarang. Nampaknya keinginan untuk kuliah begitu besar bagi lulusan SMA. Seolah-olah ketika seseorang telah duduk di bangku kuliah, masa depannya akan terjamin. Padahal dunia nyata tidak seperti itu

Setiap tahun, ribuan mahasiswa diluluskan oleh kampus mereka masing-masing. Mengisi lowongan yang masih sedikit tersisa untuk mereka. Tentu saja persaingannya sangat ketat. Dengan ijazah dan beberapa tes, mereka bisa saja lulus seleksi dan bekerja, menjadi karyawan. Pergi di saat pagi hari, atau bahkan lebih pagi lagi biar terhindar dari kemacetan, jam 8 tepat harus sudah dikantor. Kemudian istirahat makan siang jam 12, trus disambung lagi kerja sampai jam 4 atau 5 sore. Pulang ke rumah dan harus berpapasan dengan kemacetan lagi untuk kedua kalinya di hari itu. Sampai dirumah, mandi dan makan malam. Kemudian tidur, karena badan sudah lelah. Besok, pagi-pagi sekali harus sudah bangun. Begitu seterusnya.

Ya, kebanyakan sekolah mengajarkan kepada kita agar berpikir seperti ini : ?Sekolah lah yang rajin, biar pintar, dapat nilai tinggi, terus kuliah yang bener, dan jadilah karyawan baik sehingga cepat naik pangkat?. Pemikiran seperti inilah yang membuat 12,6 juta jiwa orang menganggur. Kita jarang diajarkan untuk membangun bisnis kita sendiri. Dan untuk membangun bisnis kita sendiri tidak lah dibutuhkan selembar ijazah pun. Yang dibutuhkan hanya keberanian.

Kebanyakan tujuan seseorang untuk kuliah adalah agar mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus kuliah nanti. Dan menurut mereka, pekerjaan yang layak hanya akan di dapatkan jika mereka bisa mempunyai selembar ijazah dengan nilai yang tinggi. Mereka takut jika nilai mereka buruk maka masa depan mereka akan ikut memburuk juga. Karena itu, mereka berusaha semampu mereka untuk tidak mendapatkan nilai yang buruk. Apapun caranya. Entah itu dengan belajar lebih giat atau dengan tindakan tak terpuji. Mencontek, meminta tolong teman untuk mengerjakan tugas, mengcopy artikel langsung dari internet tanpa mengolahnya dulu, titip absen, bekerja sama saat ujian, adalah hal-hal yang saya golongkan dalam perbuatan tak terpuji.Secara tidak langsung, sekolah atau kampus mengajarkan kepada kita hal-hal tercela di atas. Ini tidak lain dikarenakan pengukuran kemampuan seseorang adalah melalui nilainya. Seidealis apapun sekolah atau kampus, nilai tetap menjadi rajanya. Tidak mau tahu anak itu punya kecerdasan di bidang lain. Kalau saja nilai keseluruhannya buruk, maka buruklah ia.

Inilah yang saya rasakan ketika sudah menjadi mahasiswa yang baru menginjak semester 3 ini. Meskipun hal-hal diatas tidak lepas dari iklim di setiap kampus masing-masing, dan dikampus saya tercinta ini sangatlah jamak terjadi juga tidak bisa di pungkiri sayapun pernah melakukan beberapa hal yang seperti itu. Tetapi bukan berarti saya lantas sepakat dengan adanya permasalahan seperti itu, namun semua itu  adalah suatu proses terhadap diri saya. Bagaimana saya bisa beradaptasi, bisa mempunyai interaksi yang baik terhadap semua kalangan serta yang paling utama adalah bagaimana saya bisa menemukan siapa jati diri saya sebenarnya!!!

Ilmu praktis seperti yang satu tahun ini saya pelajari di bangku perkuliahan merupakan suatu pilihan yang dating karena ketertarikan yang begitu besar sejak SMA, karena saya menganggap pelajaran Matematika lebih bisa dinikmati dari pada yang lainnya. Perasan yang nyaman dalam melakukan proses mencari jati diri akan lebih indah dan mengakar dalam landasan pemikiran.

Tujuan sebagai manusia Indonesia mempelajari mata kuliah Ilmu sosial budaya.
Saya melihat nampaknya tidak mudah bagi masyarakat Indonesia untuk menerima kenyataan akan terjadinya perkembangan dan pembaharuan dalam kehidupan sosial budaya mereka. Orang belum menyadari adanya keterkaitan langsung antara perkembangan ilmu dan teknologi dengan sistem sosial budaya yang berlaku. Kalau ada perubahan sikap dan pola tingkah laku sementara masyarakat, semuanya itu dianggap sebagai tanda-tanda terjadinya erosi kebudayaan, kalau tidak dikatakan menyimpang. sikap ini merupakan penghabat utama dalam pengambilan ilmu seni dan teknologi di Indonesia.

Mengingat kita pada umumnya sebagai orang Indonesia dan sacara khusus adalah mahasiswa yang bearkar budaya masyarakat dan berfungsi sebagai pembangun budaya masyarakat. Kita harus mampu memiliki kemampuan sebagai pelopor, pembentuk citra, mengilhami pemikiran dan memiliki taidiri, maka dalam membentuk penampilannya yang ramah (friendly), kita berusaha mengahayati kebutuhan dan aspirasi sesame manusia Indonesia dalam pembangunan.

Agar hubungan Masyarakat untuk mengkomunikasikan informasi mengenai persoalan-persoalan ekonomi, politik, sosial, budaya, dan kemajuan teknologi. Hubungan Masyarakat berperan penting dalam memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan ilmu pengetahuan. Dewasa ini Hubungan Masyarakat merupakan suatu fenomena. Maknanya dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial. budaya kita belum dipahami secara menyeluruh oleh masyarakat. atau dalam banyak hal, oleh manajemen. Dalam keanekaragaman penjelasan mengenai Humas sebagai kegiatan yang tidak nampak, rekayasa kesepakatan, dan pencerminan citra suatu organisasi. Mengingat kita  mahasiswa yang mempunyai kepedulian yang tinggi maka harus mempunyai sifat ganda yaitu sebagai agen pembaharuan dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa, menjadi sangat agen pembaharuan dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa.

Mengingat sikap dan kondisi masyarakat di sekitarnya yang belum sepenuhnya memahami kaitan perkembangan dan pembaharuan yang terjadi akibat pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi. Sebegitu jauh hanya sebagaian keil masyarakat yang menyadari akan adanya perkembangan dan akibatnya, itulah mereka yang dapat menikmati kesemapatan yang tersedia. Mengingat hal tersebut diatas, diperlukan mekanisme pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial budaya di dunia perkuliahan yang dapat membantu perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi tanpa harus merusak keseimbangan sosial budaya yang dinamis.

No comments:

Post a Comment